Minggu, 28 Agustus 2016

The Thin Blue Line


Tahun rilis: 1995
Sutradara: John Birkin
Jumlah musim: 2
Bintang: Rowan Atkinson, James Dreyfus, Mina Anwar, Rudolph Walker, Serena Evans, David Haig
My rate: 4/5

Anda yang hanya mengenal Rowan Atkinson sebagai komedian tanpa kata-kata yang bergumam-gumam dalam Mr. Bean biasanya akan takjub melihatnya mengocehkan banyak dialog untuk pertama kalinya, misalnya dalam film Bean atau Johnny English. Akan tetapi, kalau Anda mau melihat Rowan Atkinson bermain sebagai inspektur polisi kota kecil yang kaku, taat peraturan, agak kolot dan seorang grammar Nazi, Anda harus menonton serial The Thin Blue Line. Serial yang ditayangkan BBC 1 ini hanya berlangsung dua musim, namun saya sangat menyukainya, walaupun harus melewatkan seminggu penuh membiasakan telinga dengan dialog-dialog berlogat British yang kental agar bisa tertawa. 


The Thin Blue Line adalah komedi situasi yang bertempat di kantor polisi kota kecil bernama Gasforth, dan kelucuannya hadir dari interaksi antara dua satuan tugas di kantor polisi tersebut. Rowan Atkinson bermain sebagai Inspector Raymond Fowler, tipikal polisi taat hukum, disiplin, kolot dan agak kaku, namun kadang tanpa sadar malah membuat dirinya nampak lucu di mata anak buahnya karena kekolotannya itu. Bawahannya terdiri dari Sgt. Patricia Dawkins (Serena Evans) yang juga kekasihnya, Constable Maggie Habib (Mina Anwar), polwan cerdas yang membanggakan dirinya sebagai feminis, Constable Kevin Goody (James Dreyfus) yang agak kekanak-kanakan dan sedikit telmi serta naksir Maggie, serta Constable Frank Gladstone (Rudolph Walker), petugas paling tua dan kalem namun suka membuat celetukan yang agak urakan dan bahkan jorok. Para petugas berseragam ini sering berseteru dengan satuan detektif pimpinan Detective Inspector Derek Grim (David Haig) yang sedikit songong dan suka menjelek-jelekkan satuan polisi berseragam, yang dianggapnya sudah kuno.

Setiap episode biasanya dimulai dari interaksi keseharian para polisi dan detektif ini, terutama saat membahas kasus kejahatan tertentu seperti kenakalan remaja, isu teror, perampokan, narkoba, dan sebagainya. Kedua satuan kantor polisi Gasforth ini kemudian berupaya mengatasinya dengan cara masing-masing, seringkali sampai berbenturan dalam hal metode. Kisah-kisah ini diselingi dengan plot sampingan yang melibatkan masing-masing karakter utama, mulai dari kisah cinta (yang seringkali berakhir kacau-balau), problem seks, hingga masalah keluarga. Serial ini juga membahas tema-tema yang lumayan berat seperti rasisme, konflik moral dan etika kerja sebagai penegak hukum, dan bahkan kehamilan remaja. Komposisi para pemain juga dibuat sedemikian rupa sehingga mencerminkan keberagaman etnis di Inggris, membuat kantor polisi Gasforth terasa seperti "Inggris kecil"; selain pemain-pemain Kaukasia, ada Maggie yang Muslim Pakistan (aslinya Mina Anwar juga keturunan Pakistan) dan Frank yang berasal dari Trinidad. Latar belakang etnis Frank dan Maggie bahkan menjadi faktor penting dalam beberapa episode yang membahas kejahatan terkait rasisme.

Saya sangat menikmati serial besutan John Birkin ini. Selain melihat Rowan Atkinson memerankan karakter yang benar-benar tidak mirip dirinya yang biasanya saya lihat sebagai Mr. Bean atau stand-up comedian (walau ada jejak-jejak gesture yang agak mengingatkan pada Mr. Bean), saya juga menikmati interaksi kocak antar para pemainnya, terutama Kevin yang tipikal "bocah dewasa" dan kerap membuat pusing atasannya, serta Frank yang mirip guru bahasa Indonesia favorit saya jaman SMP: senang melucu dengan muka disetel datar sehingga lucunya malah dua kali lipat.

Sayangnya, serial ini kalau saya bilang cenderung kurang padat dan rapi dalam segi penceritaan. Ben Elton yang menulis skenarionya nampak berusaha keras menjejalkan banyak sub-plot hanya dalam durasi 30 menit, sehingga bahkan episode-episode yang temanya cukup berat tersebut rasanya terlalu terburu-buru diselesaikan. Singkatnya, kurang "mengenyangkan." Terkadang, saya juga sedikit bingung ketika suatu adegan dan dialog yang agak intens tiba-tiba saja "lompat" secara terburu-buru ke adegan lainnya, sehingga saya harus benar-benar mengikutinya agar tidak ketinggalan cerita.

Dari segi karakter, Constable Kevin Goody adalah yang paling bikin saya merasa agak janggal ketika menonton serial ini untuk pertama kalinya. Karakternya yang serba berlebihan dan berkesan slapstick mungkin saja lucu, tapi jadi aneh ketika karakter lainnya dibuat wajar saja. Ketika karakter-karakter lain masih bisa dilihat sebagai petugas polisi beneran walaupun juga melawak, Kevin Goody membuat saya mikir "waduh, kok bisa ya ni orang diterima jadi petugas polisi?" Tapi, karakternya yang konyol berlebihan itu juga malah membuat saya menaruh perhatian lebih ketika ia bersikap serius. Misalnya, ketika ia menonjok seorang tahanan skinhead yang menghina darah Asia Maggie, dan harus mempertanggungjawabkan perbuatannya di depan Fowler.

Lepas dari itu, saya tetap merasa The Thin Blue Line adalah serial yang lucu, asyik untuk diikuti dan didengar (sarcastic humor delivered in British accent is the best), dan pastinya membuat saya senang melihat bagaimana Rowan Atkinson menjadi atasan yang rada kolot dan kaku serta selalu berusaha sekuat tenaga memecahkan kasus dengan cara-cara lurus dan bersih, namun juga sangat perhatian pada para bawahannya dan selalu berupaya membantu mereka jika tertimpa masalah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Gimana pendapat Anda?