Kamis, 22 Juni 2017

Review: Mystery Road


Tahun rilis: 2013
Sutradara: Ivan Sen
Bintang: Aaron Pedersen, Hugo Weaving, Jack Thompson, David Field, Ryan Kwanten, Bruce Spence, Tasma Walton
My rate: 4/5

Mystery Road lebih dari "sekadar" slow-burning thriller yang menampilkan sosok penyelidik tangguh ala koboi di dataran kering nan terpencil di Australia. Mengusung tokoh polisi separuh Aborigin yang menyelidiki misteri kematian gadis pribumi miskin, sutradara Ivan Sen menjalin misteri berlapis, atmosfer sunyi yang memikat sekaligus suram, audio visual apik, nuansa noir, serta jendela kecil yang memperlihatkan sisi psikologis dari karakter yang seolah berjalan di antara dua dunia sebagai polisi ras campuran dalam dunia yang tak berbelas kasihan. 

Senin, 05 Juni 2017

Review: Raw


Tahun rilis: 2017
Sutradara: Julia Ducournau
Bintang: Garance Marillier, Ella Rumpf, Rabah Naït Oufella, Laurent Lucas, Joana Preiss
My rate: 3.5/5

Film horor sejak dulu banyak memajang karakter wanita, dan tidak ada film horor yang lengkap tanpa kehadiran final girl, gadis yang hidup terakhir dan "ditakdirkan" untuk menghabisi si monster. Akan tetapi, sentuhan sutradara wanita harus diakui masih kurang kental dalam dunia penggarapan film horor. Untungnya, nama-nama seperti Soska Sisters, Karyn Kusama, Roxanne Benjamin, Anna Biller, Leigh Janiak, Ana Lily Amirpour, dan Jennifer Kent telah berhasil membawa napas segar dalam eksplorasi horor di abad ke-21 dengan sentuhan unik seperti di film American Mary, The Invitation, Southbound, Honeymoon, Jennifer's Body, The Love Witch, A Girl Walks Home Alone at Night, dan The Babadook. Film debut Julia Ducournau, Raw, menggabungkan kanibalisme dengan kisah tentang tumbuh dewasa serta kesadaran akan kuasa terhadap tubuh, dengan mengusung karakter gadis muda yang mengalami perubahan ekstrem ketika mencoba mencari jati diri saat memasuki dunia kampus. 

Jumat, 19 Mei 2017

7 Film Keren Untuk Para Pencinta Kucing (Bukan Kucing CGI!)


Kenapa ada lebih banyak film tentang anjing daripada kucing? Jawaban mudahnya sih karena anjing lebih mudah dilatih daripada kucing. Tetapi, hal itu mungkin juga terkait fakta bahwa anjing citranya cenderung lebih positif daripada kucing. Misalnya, anjing dianggap lebih setia, penurut, dan "ceria", sementara kucing dianggap egois, nakal, susah menurut, dan "jahat". Akibatnya, selain film-film animasi dan film komedi kaya CGI macam Nine Lives yang ternyata tidak laku, film yang menampilkan kucing dengan pesona alaminya cenderung sedikit. Makanya, saya suka sekali melihat Sigourney Weaver sebagai si tangguh Ripley membawa kucing ke pesawat luar angkasa dalam Alien, karena jarang-jarang gitu lho tokoh jagoan malah sibuk memikirkan kucingnya ketika pesawatnya sudah hampir meledak, semua awaknya mati, dan alien mengerikan mengepungnya.

Selasa, 16 Mei 2017

Review: The Full Monty


Tahun rilis: 1997
Sutradara: Peter Cattaneo
Bintang: Robert Carlyle, Mark Addy, William Snape, Paul Barber, Tom Wilkinson, Steve Huison
My rate: 4/5

Sekilas, The Full Monty menyuguhkan premis absurd yang cocok untuk bahan komedi seks ala Deuce Bigalow: sekelompok pekerja pabrik yang terkena pemutusan hubungan kerja mencoba menjajal menjadi penari erotis, walaupun tanpa badan roti sobek serta wajah rupawan ala kru Magic Mike. Akan tetapi, sutradara Peter Cattaneo berhasil membawa premis ini menjadi drama komedi yang nakal tetapi cerdas, dan menyelami berbagai isu seperti hak ayah, seksualitas, impotensi, isu body image pada priaserta sudut pandang baru terhadap maskulinitas. 

Selasa, 02 Mei 2017

Tale of Tales


Tahun rilis: 2015
Sutradara: Matteo Garrone
Bintang: Salma Hayek, Vincent Cassel, Toby Jones, John. C. Reilly, Shirley Henderson
My rate: 3.5/5

Bicara soal dongeng dan cerita rakyat, saya selalu langsung merujuk ke cerita-cerita rakyat yang sama sekali tidak diberi "perlakuan ala Disney" alias dipermanis. Karena dongeng kuno dan cerita-cerita rakyat biasanya dibuat dan disebarkan sebagai pelajaran moral, mereka kerap mengandung adegan-adegan muram atau sadis, yang seandainya dijadikan film atau acara TV, mungkin akan diberi rating Dewasa (dan mengundang kemarahan orang dewasa yang salah mengira itu sesuatu untuk semua umur, lantas mengajak anak mereka yang masih kecil untuk menontonnya). Tale of Tales adalah tiga buah kisah dongeng yang mempertahankan kesan gelap dan muram di dalam penggambarannya, namun berpadu apik dengan unsur-unsur fantasi yang kental.

Minggu, 30 April 2017

Review: Jiro Dreams of Sushi


Tahun rilis: 2011
Sutradara: David Gelb
Bintang: Jiro Ono, Yoshikazu Ono, Takashi Ono
My rate: 4/5

Kedai sushi Sukiyabashi Jiro bukan restoran megah. Berlokasi di lantai bawah tanah gedung Tsukamoto Sogyo di Ginza, ukurannya kecil dan hanya memiliki sepuluh tempat duduk, serta tidak menyajikan makanan apapun selain sushi. Tetapi toh kedai mungil ini memiliki tiga Bintang Michelin, dipuji-puji para juru masak internasional, dan pemesanan tempat duduk harus dilakukan minimal sebulan sebelumnya. Jiro Dreams of Sushi adalah dokumenter garapan David Gelb yang mengulas bukan hanya rutinitas kedai sushi mungil tapi terkenal ini, melainkan juga sosok Jiro Ono, si pemilik kedai yang perfeksionis, serta misinya yang tak kenal lelah dalam mengejar kesempurnaan.

Senin, 24 April 2017

Review: The Snowtown Murders


Tahun rilis: 2011
Sutradara: Justin Kurzel
Bintang: Daniel Henshall, Lucas Pittaway, Louis Harris, Richard Green, Anthony Groves, Aaron Viergever
My rate: 4/5

Dunia tidak akan pernah kekurangan kisah pembunuhan yang menggoda untuk diangkat ke layar lebar. Itulah kenyataan hidup yang entah akan membuat Anda tak nyaman atau malah bersemangat; maksudnya tentu bersemangat melihat film seperti apa yang akan hadir. Sayangnya, tidak semua peristiwa pembunuhan spektakuler di dunia nyata diterjemahkan menjadi film yang bagus. Untungnya, The Snowtown Murders adalah kebalikannya: harta karun tersembunyi dari Australia yang mengisahkan tentang bagaimana marginalisasi dan ketidakberdayaan bisa menjadi bensin untuk pembunuhan sadis yang mengguncangkan seluruh negeri. 

Selasa, 18 April 2017

Review: Happy Together


Tahun rilis: 1997
Sutradara: Wong Kar-wai
Bintang: Leslie Cheung, Tony Leung Chiu-wai, Chang Chen
My rate: 4/5

Tidak ada yang membahagiakan sama sekali dari film ini, terlepas dari judulnya. Kisah yang diurai Wong Kar-wai dalam Happy Together justru semakin menonjolkan ironi dari judulnya, ketika sepasang kekasih berusaha menggapai kebahagiaan sempurna tetapi dengan cara-cara yang justru membuat mereka semakin tenggelam dalam lingkaran konflik dan penganiayaan emosional. Digarap dengan gabungan visual hitam-putih dan warna, serta pergerakan kamera yang mencerminkan gejolak emosi para karakternya, Happy Together menampilkan realita cinta yang sudah tidak bisa dipertahankan lagi, seberapapun kerasnya pasangan tersebut berusaha.

Jumat, 31 Maret 2017

Review: Todo Sobre Mi Madre


Tahun rilis: 1999
Sutradara: Pedro Almodóvar
Bintang: Cecilia Roth, Marisa Paredes, Antonia San Juan, Penélope Cruz, Candela Peña, Eloy Azorin
My rate: 5/5

Mentonton Todo Sobre Mi Madre (All About My Mother) bagaikan menyaksikan gado-gado genre dan tema: sebuah melodrama, parodi melodrama, potret ironi kecil kehidupan, eksplorasi mikroskopis terhadap karakter yang berasal dari area terpinggirkan di masyarakat, drama di dalam drama, serta tribut kepada Bette Davis, Truman Capote, Tennessee Williams, All About Eve dan A Streetcar Named Desire. Akan tetapi, alih-alih menjadikan filmnya bak tempelan berbagai referensi dangkal, Pedro Almodóvar mampu menjadikan Todo Sobre Mi Madre sebagai sebuah tontonan yang memuaskan secara emosional, penuh paradoks tetapi dengan porsi pas antara self-parody dan drama menyentuh. 

Selasa, 28 Februari 2017

Review: Fireworks Wednesday


Tahun rilis: 2006
Sutradara: Asghar Farhadi
Bintang: Hedye Tehrani, Taraneh Alidousti, Hamid Farokhnezhad, Pantea Bahram
My rate: 4/5

Jika dirimu adalah seorang gadis muda sederhana yang akan segera menikah, dengan benak penuh mimpi akan kehidupan pernikahan yang manis, apa yang akan kau lakukan ketika ekspektasimu akan pernikahan dikandaskan di depan mata oleh keluarga kaum kelas menengah yang mempekerjakanmu? Lewat sebuah drama yang sekilas nampak seperti bahan empuk untuk sinetron kejar tayang, Asghar Farhadi berhasil mengurai kisah mendalam tentang konflik berlapis yang menggambarkan kerapuhan dan gonjang-ganjing kehidupan pernikahan ketika curiga menerpa, serta menyelipkan sedikit pesan subversif dalam drama Iran yang sekilas hanya menyorot masalah hubungan domestik ini.