Selasa, 13 Desember 2016

Review: The Conspiracy


Tahun rilis: 2012
Sutradara: Christopher MacBride
Bintang: Aaron Poole, James Gilbert, Alan Peterson, Bruce Clayton
My rate: 3.5/5

Sebagai orang yang hidupnya sudah cukup direpotkan oleh berbagai urusan seperti cari uang, mengurus orang tua, serta berusaha supaya jangan lagi kena gejala tifus untuk yang keempat kalinya, pendapat saya terhadap teori konspirasi lumayan terbelah. Di satu sisi, teori konspirasi membuat hidup ini jadi menarik, dan mempersatukan banyak orang di seluruh dunia dalam semangat "membongkar misteri-misteri dunia." Di sisi lain, teori konspirasi yang kebablasan bisa berakibat macam-macam, mulai dari mengarahkan kecurigaan dan paranoia terhadap orang-orang tak bersalah, menyebar ketakutan, atau bahkan merusak bisnis. Tetapi apapun itu, rasa ingin tahu manusia tetap tak akan terbendung, dan film-film terkait teori konspirasi pun menjadi salah satu efeknya.

Di tengah banjir film-film found footage, The Conspiracy adalah salah satu yang sepertinya bernasib sial karena tidak mendapat banyak perhatian, padahal ternyata lumayan sekali. Film ini mengikuti perjalanan dua orang pembuat film, Aaron (Aaron Poole) dan Jim (James Gilbert) yang menggarap dokumenter tentang seorang peminat teori konspirasi bernama Terrance (Alan Peterson). Terrance memiliki teori bahwa sebuah organisasi yang terdiri dari kaum elit telah eksis sejak lama, dan bertanggung jawab terhadap berbagai peristiwa mulai dari tenggelamnya kapal Lusitania, Perang Dunia, pembunuhan Kennedy, hingga peristiwa 11 September. Walau mulanya diam-diam menertawakan Terrance, Aaron dan Jim cukup terkesan melihat data-data Terrance serta analisisnya yang terperinci.

Ketika Terrance menghilang secara misterius, penyelidikan kedua pembuat film tersebut membawa mereka pada sebuah artikel tentang Klub Tarsus, sebuah organisasi yang, menurut artikel tersebut, telah ada sejak sangat lama dan bertanggung jawab terhadap berbagai peristiwa besar dalam sejarah. Klub tersebut konon menyembah dewa dari zaman Romawi Kuno, Mithras, dan ritual perkumpulan mereka selalu melibatkan perburuan seekor sapi jantan. Dengan bantuan Mark (Bruce Clayton), si penulis artikel, Jim dan Aaron berusaha menyelidiki klub tersebut semakin dalam, dan Aaron bahkan terobsesi pada keberadaan Klub Tarsus. Puncaknya adalah ketika mereka berhasil mendapat akses untuk menyusup ke dalam Klub Tarsus, dan mengungkap apa yang sebenarnya terjadi pada Terrance.

The Conspiracy adalah film yang menguak misteri dan kengerian samarnya secara perlahan, tanpa terburu-buru. Sutradara Christopher MacBride, yang ternyata sempat mandek ketika mencari ide, akhirnya memutuskan bahwa film bergaya "dokumenter palsu" bertema teori konspirasi pasti akan menarik perhatian banyak orang (atau, seperti kata generasi pelawak di media sosial: "konspirasi Iluminasi-Wahyudi-Remason"). Demi kepentingan atmosfer film, MacBride tidak hanya menggunakan aktor profesional, namun juga orang-orang dari komunitas penggemar teori konspirasi untuk tampil dalam filmnya, sehingga film ini sekaligus memberi kita jendela yang menarik tentang kultur penggemar teori konspirasi. Film ini juga terhitung "rapi" untuk ukuran film yang dilabeli found footage, jadi mungkin lebih cocok disebut sebagai faux documentary.

Kengerian film ini bukan jenis yang mengagetkan kita dengan kemunculan mendadak, cipratan darah, atau adegan menggiriskan. Malah, Anda akan lebih banyak menemukan adegan omong-omong, misalnya saat Terrance menjelaskan teori-teorinya, atau ketika Jim dan Aaron mengikuti Terrance ke jalan-jalan sibuk dan tempat umum untuk "ceramah," atau ketika mereka mewawancarai beberapa responden. Secara keseluruhan, film ini digarap dengan cukup rapi, walau endingnya sedikit kurang memuaskan menurut saya. Bukannya jelek, tetapi dengan teori konspirasi yang dibahas begitu mendalam oleh para karakter, endingnya malah jadi sedikit memberi perasaan "Oh, gitu doang?" Bagus, tapi tidak istimewa.

Tapi jangan biarkan komentar saya mengganggu pengalaman menonton Anda, lho. Selain tema dan gaya berceritanya, performa para aktornya juga membuat film ini semakin menarik. Saya paling suka pada karakter Terrance yang gigih dalam kebenaran yang diyakininya (dan bagi orang normal mungkin terlihat sinting), yang dibawakan dengan apik oleh Peterson. Bahkan sekalipun jika Anda bukan peminat teori konspirasi, Anda mungkin sedikit banyak akan manggut-manggut tanpa sadar ketika Terrence menjabarkan teori-teorinya, dan malah mungkin memujinya ketika melihat kegigihannya berkeliling kota dengan megafon untuk menjelaskan berbagai teorinya pada "orang-orang yang tidak mengerti." Dan jika Anda termasuk orang yang meyakini bahwa para penganut teori konspirasi hidupnya pasti akan selalu terancam bahaya, yah, cara karakter Terrance digambarkan jelas akan semakin meyakinkan Anda.

Tidak perlu jadi penggila teori konspirasi untuk menyukai film ini. Akan tetapi, jika Anda pernah mendengar tentang teori konspirasi apapun, terutama yang melibatkan sekelompok orang berkuasa yang diam-diam mengendalikan hidup kita, film ini bisa jadi membuat Anda berharap "Semoga yang seperti ini tidak nyata. Semoga." Kengerian yang ditawarkan cenderung tersirat dan samar, tetapi sungguh tema yang pas untuk digarap di era penuh paranoia masa kini.

1 komentar:

Gimana pendapat Anda?